Minggu, 01 Februari 2009

seputar naga bonar

Deddy Mizwar Masih Jadi ”Raja Copet”


Jakarta— Naga Bonar, raja copet, beraksi lagi. Dalam waktu dekat, kisah tokoh yang identik dengan aktor Deddy Mizwar ini akan diputar di layar lebar, dengan judul Naga Bonar (Jadi) 2.
Cuplikan film tersebut ditayangkan pada malam penandatanganan rencana penerbitan buku Naga Bonar (Jadi) 2 oleh Penerbit Akoer di Shamarra—Pasar Sate & Wine, di bilangan Kebon Sirih Jakarta, Rabu (10/1).
Dalam kesempatan itu, Mutiara Sani—istri mendiang Asrul Sani, pencipta karakter Naga Bonar, menyambut baik film Naga Bonar (Jadi) 2 sekaligus rencana penulisan buku dengan cerita tentang Naga Bonar (NB) itu. Menurutnya, ia tak hanya bahagia, tapi juga menerima kelanjutan film yang akan ditampilkan ke masyarakat itu.
“Deddy telah lama dikenal Asrul. Kalau ada Deddy saya tak bisa ngomong, dia lebih tahu dari saya sendiri,” ujar Mutiara sambil tersenyum.
Apalagi, tanggal 11 Januari Asrul Sani telah genap pergi tiga tahun dan mereka ke makam semata bukan karena restu, tapi semata untuk mengenang “Bapak –panggilan Mutiara kepada mendiang suaminya itu.
“Kalau lihat Deddy, saya ingat Asrul Sani. Saya bangga dan bukan main senangnya karena sebelumnya sewaktu Bapak masih sakit memang ada oret-oret yang sedang dibuat. Waktu bapak sakit, saya sedang sibuk menyuapi dan Deddy sering bicara dengan beliau. Deddy sudah seperti anak sendiri. Apa yang dia lakukan untuk Naga Bonar, kami merasa senang dan bangga,” papar Mutiara.

Film ini, sejak awal memang punya konsep berat. Menurut Deddy sejak film di Naga Bonar dulu, di balik kisah yang sederhana sebenarnya mendalam maknanya. Di dalam film ini, ada dialog antargenerasi. “Bahwa kemerdekaan di negeri ini tak hanya diperjuangkan oleh orang pintar, tapi juga seorang pencopet, seorang pinggiran. Nah, masalahnya, apa yang kontribusi negara ini pada masa sekarang, terhadap orang-orang marginal semacam Naga Bonar?” ujarnya.
Selain itu, Naga Bonar yang dulu juga berkisah tentang antargenerasi, dan mengatasi perbedaan dengan cinta, agar antarsesama bisa memahami perbedaan dengan arif. Itu juga yang “disuntikkan” dalam film Naga Bonar (Jadi) 2.


Booming Movie © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute